Awalnya
semua terlihat baik-baik saja. Hari demi hari, kau rasakan bahwa satu per satu
orang mulai bertindak tidak cerdas. Bahkan menurutmu mereka berbuat kesalahan
yang fatal. Kau merasa bahwa semuanya tidak baik lagi karena tindakan-tindakan
bodoh orang-orang disekelilingmu. Dan lambat laun, kau merasa bahwa kaulah yang
paling benar dan kau telah berbuat banyak untuk mereka tanpa bantuan siapapun.
Langkah demi langkah kau selalu merasa bahwa kau benar, dan orang lain salah.
Kau berkorban, dan orang lain tidak. Kau hebat, dan orang lain bertindak bodoh,
seakan-akan menghalangi ke-“hebat”anmu.
Berhati-hatilah,
karena mulai saat itu “bom waktu” telah tumbuh dihatimu. Membuat yang lunak
menjadi keras. Membuat yang bersih menjadi kotor. Membuat yang ramah menjadi
pemarah. Dan perlahan-lahan, bom waktu itu pun meledak meluluh lantakkanmu.
Mungkin, tidak akan ada lagi yang tersisa. Atau mungkin, kau baru akan
menyadari bahwa selama ini kau memelihara “bom waktu” untuk menghancurkan
dirimu sendiri. Kau baru menyadarinya setelah semua orang pergi, semua
keramahan lingkungan hilang dari sisimu.
“Bom waktu” itu mereka kenal dengan kata “kesombongan”.
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي
قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ
يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ
حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ
جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak
akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar
biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka
memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu
indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan
orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
Tidak
ada satupun agama maupun adat yang mengajarkan untuk memelihara kesombongan.
Lalu mengapa ia masih saja mampu tumbuh di hati-hati manusia? Karena manusia
seringkali tidak menyadari telah memeliharanya. Memelihara hasrat mengagungkan
dirinya sendiri dan merendahkan orang lain. Kesombongan selalu datang tanpa
permisi kepada siapapun. Si kaya ataupun si miskin, orang ber-IQ tinggi ataupun
ber-IQ rendah, orang beragama maupun tak beragama, siapapun…siapapun…siapapun
yang hatinya kotor. Maka, hatilah kuncinya. Hati bersih yang mampu mencegah “bom waktu” itu tumbuh dan berkembang. Dan
hati bersih itu tebentuk dalam diri manusia-manusia yang dekat dengan Tuhannya.
Semoga Tuhan segera menyembuhkan dan membersihkan hati-hati kita. Merengkuh
kita dalam cinta kasih dan membantu kita untuk menjadi manusia-manusia dengan
kerendahan hati.
“Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari
sifat malas dan kesombongan. Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari
siksaan api neraka.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar