Sabtu, 03 Oktober 2015

“KELAS” Ulasan Inspiratif, Perjalanan Akademi Berbagi

Akademi Berbagi, merupakan gerakan sosial edukasi berbasis volunteering yang dibentuk untuk membantu mengembangkan kualitas masyarakat  Indonesia.  Kegiatan rutin Akademi Berbagi diwujudkan dengan adanya kelas-kelas gratis dengan tema tertentu yang mengarah pada pengembangan softskill. Kelas ditujukan kepada siapapun yang ingin belajar, dan diselenggarakan di berbagai tempat. Melalui Akademi Berbagi, masyarakat dapat belajar secara gratis sehingga mampu meningkatkan kualitas serta kemandirian baik secara pribadi maupun kelompok. Kini, virus positif Akademi Berbagi yang sebelumnya muncul di Jakarta, telah menyebar ke berbagai kota serta provinsi di Indonesia. Perjalanan Akademi Berbagi sejak awal hingga saat ini telah dituangkan ke dalam sebuah buku berjudul “KELAS” oleh pendiri Akademi Berbagi, yakni Ainun Chomsun. Berikut sedikit cuplikan dari buku “KELAS” tersebut.

Cover Buku "KELAS"

Serambi

(…….) Begitulah seharusnya sebuah tempat belajar. Semua orang boleh datang, belajar dalam suasana menyenangkan, dan mendapatkan ilmu dengan hati gembira. Tidak ada paksaan, pun pembatasan siapa yang boleh hadir. Namun kini, tempat belajar identik dengan sekolah. Dan, sekolah identik dengan bangunan kokoh, bahkan gedung berpagar tinggi dan tertutup rapat. Seolah terpisah dengan dunia luar, dunia nyata. Seolah institusi pendidikan tidak memiliki keterkaitan dengan dunia luar. Tak heran, ada bagian yang terputus antara dunia pendidikan dan dunia nyata. Banyak orang yang telah menyelesaikan pendidikan, masih diliputi kebingungan akan berkarya di mana dan di bidang apa. Padahal waktu dan biaya yang telah diinvestasikan selama menempuh pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi tidaklah sedikit.
Kondisi masyarakat yang semakin kompetitif, secara tidak langsung berakibat pada biaya pendidikan yang semakin mahal dan materi pengajaran yang semakin berat. Sekolah berangsur-angsur berubah bukan lagi sebuah “taman” yang menyenangkan bagi semua orang. Sekolah dengan kualitas yang baik sering kali diiringi biaya yang semakin tinggi. Belum lagi soal materi yang semakin banyak, membuat kurikulum disusun tanpa memperhatikan aspek keberagaman kemampuan anak didik. Tuntutan untuk berprestasi di segala bidang, menjadikan pendidikan layaknya mesin—bukan “taman” belajar lagi. Banyak orangtua yang terjebak pada angka untuk mengukur prestasi anak.
Penyeragaman materi dalam dunia pendidikan dilakukan untuk mempermudah pengukuran atas keberhasilan. Namun demikian, ketika anak didik terjun dalam masyarakat,
apakah pengukuran tersebut akan valid? Kita lupa bahwa setiap manusia itu unik, dan pendidikan bukanlah soal ijazah dan angka semata, tetapi juga meliputi keterampilan sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan manusia lain. Belum lagi soal ilmu yang terus berkembang dengan cepat. Teori yang dulu diyakini benar, bisa jadi gugur dengan hadirnya teori baru. Pendidikan semakin tergopoh-gopoh mengejar semua ketertinggalannya, sehingga anak-anak menjadi korban karena mereka harus mengikuti berbagai macam pelajaran tambahan melalui les dan kursus. Apakah pendidikan semacam itu yang diimpikan oleh Ki Hadjar Dewantara?
Kegelisahan saya pada carut-marut dunia pendidikan di Indonesia, padahal pendidikan adalah hak semua warga negara dan bagian penting bagi kemajuan peradaban manusia, membuat ide mengenai Akademi Berbagi (Akber) lahir. Dunia media sosial yang membuat saya terhubung dengan banyak orang, termasuk orang-orang hebat, membuat saya berinisiatif untuk mengadakan kelas gratis belajar bersama para praktisi dan tokoh-tokoh hebat sehingga kita tidak hanya mendapatkan ilmu formal, tetapi juga pengalaman dan wawasan nyata. Selain sebagai tempat belajar yang terbuka, Akber juga mencoba menjembatani jurang antara dunia pendidikan dan dunia karya, paling tidak sebelum seseorang menyelesaikan pendidikan formal, mereka telah memiliki bayangan bagaimana karya nyata itu dan akan berkarya di bidang apa. Sebuah ide sederhana untuk mempermudah akses belajar dan terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar. Sebuah gerakan kecil untuk membuat perubahan yang tidak diduga sedari awal akan bergulir menjadi besar dan menyebar.
Akber dikelola oleh para relawan, dan mereka bekerja tanpa bayaran dalam mengelola kelas-kelas gratis secara rutin. Guru-guru yang mengajar tidak dibayar dan kelas pun berpindah-pindah tergantung di mana kami memperoleh pinjaman tempat—karena pada dasarnya dalam proses belajar itu yang terpenting adalah guru dan murid, maka tempat belajar bisa di mana saja. Kita tidak perlu terjebak dalam paradigma bahwa ilmu yang bermanfaat harus dibagikan di ruang-ruang kelas dengan tembok kokoh dan pagar tinggi. Ilmu bisa dibagikan di ruang tamu, ruang pertemuan, pendopo kelurahan, atau bahkan di tepi pantai.
Ainun Chomsun @ainunchomsun
Digital Cummunication Strategist
Founder Akademi Berbagi
 
Profil Penulis Buku "KELAS"


                Konsep mengenai kewajiban belajar dan berbagi untuk membangun bangsa didukung oleh berbagai pihak, salah satunya oleh Robby Muhamad.  Berikut ini cuplikan ulasan dari Robby Muhamad selaku  Advisor mengenai Akademi Berbagi.

(….) Akademi Berbagi didirikan dengan dua nilai utama. Akademi Berbagi percaya akan keutamaan berbagi secara sukarela dan kemuliaan belajar. Belajar dan berbagi adalah dua pilar utama untuk masyarakat demokratis. Hidup dalam masyarakat demokratis artinya nasib setiap orang ada pada tangannya sendiri. Pemerintah dipilih oleh rakyat dan menjadi pelayan rakyat. Bangsa demokratis yang sehat bukan hanya ditentukan oleh pemerintahnya yang menyadari betul perannya sebagai pelayan rakyat, tapi juga rakyat yang tahu apa yang diinginkannya dan bagaimana cara mencapainya. Rakyat memilih pelayan yang dianggap paling mampu mencapai keinginan mereka. Singkatnya, diperlukan rakyat yang terus-menerus belajar. Belajar agar mengenal tujuan hidup masing-masing dan cara-cara untuk mencapainya.
Namun, belajar saja tidak cukup. Karena yang dicari bukanlah semata-mata kesuksesan individu, melainkan kesuksesan kita sebagai suatu kolektif: sebagai masyarakat dan bangsa. Dasar utama dalam membangun kekuatan kolektif adalah berbagi. Banyak cara dalam berbagi. Bisa berbagi atas dasar pertukaran sumber daya sebagaimana transaksi
ekonomi. Bisa juga berbagi berdasarkan kesamaan dan kepercayaan idealisme.
Di tengah gempuran yang berusaha menjadikan warga negara menjadi konsumen, berbagi menjadi transaksi. Akademi Berbagi menjadi obor harapan bahwa masyarakat Indonesia bukan hanya hebat dalam konsumsi atau berdagang, tetapi juga mampu bertindak berdasar idealisme dan harapan.
Semoga Akademi Berbagi dapat terus menjadi garda terdepan dalam menghasilkan manusia Indonesia yang terus belajar dan berbagi karena kita masih percaya akan harapan.

Roby Muhamad @robymuhamad
Scientist, entrepreneur, and writer.
Advisor Akademi Berbagi
Co-founder AkonLabs, Provetic, Yogrt


Ulasan lengkap mengenai perjalanan Akademi Berbagi dapat Anda baca dalam buku “KELAS”, dengan spesifikasi sebagai berikut:
judul                   : Kelas
penulis               : Ainun Chomsun
harga                  : Rp 55.000,-
tebal halaman    : 264
ukuran               : 13 x 19 cm

Sebagai informasi, seluruh royalti atas penjualan buku “KELAS” akan disumbangkan untuk mendukung kegiatan Akademi Berbagi, yakni memfasilitasi keberlangsungan kelas-kelas belajar gratis untuk masyarakat Indonesia.  Bagi Anda yang berminat untuk membeli buku “KELAS” dapat melakukan pemesanan dengan mekanisme sebagai berikut:
1.       Pemesanan dapat dilakukan dengan mengirim pesan WA/SMS dengan format ketik:
KELAS (spasi) JUMLAH BUKU YANG DIPESAN (spasi) NAMA PEMESAN (spasi) ALAMAT
Contoh:
KELAS 1 ILMI KURIPAN LOR GANG 6 PEKALONGAN
Kirim ke: 085728109500
2.       Agen akan mengkonfirmasi status pemesanan dan mengirimkan no rekening untuk transfer pembayaran buku. 
3.      Pengambilan buku dapat dilakukan secara langsung (saat kelas Akber) atau dikirim ke alamat pemesan.
4.      Harga buku belum termasuk ongkos kirim.

Adapun bagi Anda yang menginginkan gambaran lebih lanjut mengenai buku “KELAS”, kami dapat mengirimkan isi Bab I dari buku tersebut ke email Anda, silahkan email ke: ilmidianasrini@gmail.com .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar